SELAMAT DATANG, SUGENG RAWUH, WILUJENG SUMPING, WELCOME

Blog ini dibuat dengan berdasar keingintahuan dan minat terhadap perkembangan IT. Bila masih banyak kekurangannya mohon dimaafkan dan bila berkenan dapat memberikan masukan guna perbaikan kedepannya. Bimbingan dari sesama blogger sangat saya nantikan... trims.

Jumat, 18 Juli 2014

Konsumsi Kedelai Turunkan Kadar Hormon Testosteron Pria?

VIVAlife- Mengonsumsi makanan berbahan dasar kedelai, menjadi bagian dari tradisi masyarakat Asia. Mulai dari tahu, tempe, bahkan bumbu masak seperti kecap, menjadi bahan baku makanan sehari-hari. Penganut diet vegetarian bahkan seringpula menjadikan kedelai sebagai makanan pengganti daging.

Walaupun telah diketahui mengandung banyak nutrisi, masih banyak orang yang ragu untuk mengonsumsinya. Bahkan masyarakat non-Asia mengenal beberapa mitos terkait konsumsi kedelai. Tak jarang mitos tersebut menyesatkan mereka karena tidak terbukti benar. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta mengenai kedelai yang patut Anda ketahui seperti dikutip laman Huffingtonpost.

Mitos: Kedelai bukan sumber protein yang baik

Berdasarkan faktanya, kedelai merupakan jenis kacang-kacangan yang mengandung protein komplit. Artinya, kedelai mengandung tinggi asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh karena tubuh tidak dapat memproduksi asam amino.

Satu cangkir kedelai yang telah direbus mengandung sekitar 22 gram protein. Jumlah ini hampir sebanyak jumlah protein yang terkandung dalam satu porsi steak. Namun, kadar protein dalam kedelai ternyata menurun setelah kedelai dibuat menjadi produk makanan lain. Tahu misalnya, hanya mengandung 9 gram per 3 ons. Untuk soft tofu sendiri mengandung hanya 6 gram protein per 3 ons.

Mitos: Daging buatan dari bahan kedelai sangat bernutrisi karena merupakan produk vegetarian

Faktanya, membuat produk daging imitasi seperti steak, chicken nugget, sosis atau dada ayam dengan menggunakan kedelai biasanya melewati serangkaian proses yang dapat mengurangi jumlah nutrisi yang terkandung di dalam kedelai. Banyak produk tersebut yang juga tinggi akan sodium dan lemak untuk memberikan cita rasa yang menyerupai daging. Seperti bahan-bahan makanan lainnya, mengonsumsi kedelai dalam bentuk aslinya adalah cara terbaik untuk mendapatkan seluruh nutrisi di dalamnya.

Mitos: Kedelai menyebabkan kanker payudara

Ini merupakan fakta. Sebab, beberapa kanker payudara berkembang dengan adanya estrogen dan kedelai dapat berperan seperti estrogen. Namun, tidak ada hubungan langsung yang menunjukkan bahwa kedelai mampu menyebabkan kanker payudara. Di beberapa studi yang melibatkan uji coba terhadap hewan, isoflavone murni, salah satu kandungan di dalam kedelai memiliki kemiripan kimia dengan estrogen yang telah menunjukkan kemampuannya merangsang pertumbuhan tumor.

"Walaupun studi-studi terhadap hewan telah menunjukkan bahwa suplemen kedelai memberikan efek yang hampir sama pada kanker payudara, namun belum ada studi yang menunjukkan bahwa mengonsumsi kedelai adalah hal yang berbahaya," ucap Marji McCullough, ScD, RD, strategic director of nutritional epidemiology untuk American Cancer Society.

Ia juga menjelaskan bahwa konsumsi kedelai yang wajar sangat aman, baik untuk orang biasa maupun para penderita kanker payudara. "Kedelai bahkan dapat menurunkan risiko kanker payudara," tambahnya.

Mitos: Jika tak suka kedelai, suplemen protein kedelai adalah alternatif yang baik

Fakta: Karena adanya indikasi implikasi kesehatan yang telah terbukti lewat beberapa studi pada hewan yang telah disebutkan diatas, kebanyakan ahli menyarankan untuk menghindari suplemen kedelai hingga dilakukan studi lebih lanjut. Walaupun begitu, penggunaan suplemen kedelai dalam jangka pendek terbilang aman menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine. Sedangkan untuk konsumsi jangka panjang belum diketahui dampaknya lebih lanjut.

Mitos: Pria seharusnya tidak mengkonsumsi kedelai

Faktanya, kemiripan antara isoflavone dengan estrogen banyak dikhawatirkan mampu menurunkan testosteron pada pria. Namun, studi klinis yang telah dilakukan tidak membuktikan kekhawatiran itu. Bahkan konsumsi kedelai yang tinggi telah terbukti tidak menurunkan jumlah testosteron pada pria. Sebaliknya, studi menunjukkan bahwa mengonsumsi kedelai justru mampu menurunkan risiko kanker prostat pada pria.

http://life.viva.co.id/news/read/522805-konsumsi-kedelai-turunkan-kadar-hormon-testosteron-pria-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar