SELAMAT DATANG, SUGENG RAWUH, WILUJENG SUMPING, WELCOME

Blog ini dibuat dengan berdasar keingintahuan dan minat terhadap perkembangan IT. Bila masih banyak kekurangannya mohon dimaafkan dan bila berkenan dapat memberikan masukan guna perbaikan kedepannya. Bimbingan dari sesama blogger sangat saya nantikan... trims.

Selasa, 20 Agustus 2013

8 Hal Saat Berpacaran Dengan Pria Lebih Tua 0

MENJALIN hubungan dengan pria yang jauh lebih tua bisa jadi sesuatu yang menyenangkan; mereka lebih mapan, emosi yang relatf stabil, tahu memperlakukan kita dengan baik. Banyak yang bilang kalau umur hanyalah masalah angka. Lantas, bagaimana agar hubungan kita dengan dia bisa berjalan dengan baik?

Background check
Ini yang paling penting: cari tahu latarbelakangnya. Apakah dia mendekati kita karena kebutuhan untuk menjalin hubungan yang tulus—atau dia hanya menghadapi krisis paruh baya dan iseng mencari affair yang bisa membuatnya merasa muda kembali (pftt…). Moral lesson-nya? Jangan langsung jatuh hati dengan pria lebih tua hanya krena dia sanggup membelikan tas branded yang kita idamkan (dengan menabung seumur hidup) hanya dengan sekali gesek kartu. Ingat, hubungan model “transaksi” seperti itu tidak akan pernah bertahan lama.

Jangan terus-menerus mengingatkan dia akan perbedaan usia
Kadang sambil bercanda kita suka bilang, “Wah, pas lagu ini hit kamu sudah kuliah ya? Aku baru masuk TK, tuh…” atau “Ya ampun, usia ayahku sama kamu cuma beda 10 tahun, loh…” Sesekali memang “lucu” akan tetapi bila terus-terusan, bisa membuat pasangan bosan dan merasa kita sengaja memperolok-olok dia. Fokuslah pada hubungan—dan bukan pada usianya.

Bersikap dewasa
Menjalin hubungan dengan pria yang lebih dewasa, bukan berarti kita “bebas” bersikap seperti anak kecil (“Kan aku lebih muda, kamu dong yang ngertiin aku…”) Apabila kita menjalin hubungan dengannya, itu berarti kita memiliki posisi yang sejajar dengannya—termasuk dalam urusan bersikap dewasa. Berhentilah mengharapkan dia untuk selalu jadi juru selamat atas semua masalah kita—atau Mr. Fix it yang menyelesaikan segalanya. Pastikan juga dia memahami hal “kesetaraan” ini—apabila dia terus-menerus menguliahi kita, well, saatnya membahas hubungan ini lebih serius dengannya.

Dengarkan pendapatnya
Fakta bahwa pasangan berusia jauh di lebih tua di atas kita tentu saja membuatnya telah mengalami banyak hal dalam hidup ketimbang kita. Tidak heran jika dia terkadang ingin memberikan pandangan atau nasihatnya dalam setiap situasi yang kita hadapi. Misalnya saat memasuki krisis seperempat abad, saat mendapat promosi di kantor, saat menghadapi anak buah yang sulit—hal-hal yang pernah dia lewati sebelumnya. Dengarkan dan terima pendapatnya secara positif, toh kita yang memutuskan apakah kita bisa mengaplikasikan pendapatnya tersebut.

Berdiskusi soal masa depan
Hal ini tentu saja sangat penting, terutama bila kita sudah menjalin hubungan yang cukup lama dengannya. Seperti semua hubungan normal lainnya, hubungan ini tentu harus bermuara ke suatu hal bukan? Bila pasangan kita telah menempuh kehidupan rumah tangga sebelumnya, bisa saja dia kapok untuk mengulang fase yang sama—atau dia memiliki pandangan tersendiri mengenai komitmen. Bahas hal ini secara serius dengannya, apalagi bila kita ingin memiliki masa depan bersamanya. Bila ternyata apa yang kita harapkan berbeda dengannya, mungkin saatnya mempertimbangkan hubungan ini kembali.

Abaikan pendapat orang
Akan selalu ada orang yang memberikan penilaian terhadap hubungan yang kita jalani; apalagi dalam kasus ini pasangan kita berusia jauh di atas kita. Ada banyak tudingan atau cibiran yang menyakitkan yang mungkin sampai ke telinga kita, “Ih, kok lo pacaran sama om-om sih?” atau “Pacarmu kenapa nggak cari wanita seumuran saja, sih? Pasti orangnya nyebelin, deh!” Bagaimana menghadapi “penghakiman’ seperti ini? Selama kita tahu apa yang kita jalani benar, acuhkan saja.

Temukan kesamaan
Salah satu hal terberat dalam menjalani hubungan dengan pasangan beda usia mungkin adalah menemukan hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan bersama-sama. Temukan persamaan yang akan menyatukan kita dan pasangan, mulai dari film, buku, kegiatan luar ruang atau bersosialisasi dengan kelompok hobi tertentu. Sesekali, tidak ada salahnya juga untuk ke luar dari zona nyaman dengan mengikuti aktivitasnya—atau mengajak dia untuk “mengintip” dunia kita.

Jangan melihat hubungan ini ‘berbeda’
Jangan pernah melihat hubungan ini sebagai, “pacaran dengan orang yang lebih tua”, melainkan hubungan pacaran saja. Dimana satu sama lain kita saling mencintai, belajar, bertumbuh dan berharap agar hubungan ini langgeng. Dan yang terpenting dari semuanya, tetaplah menjadi diri sendiri—karena untuk alasan itu lah si dia memilih kita pertama kali bukan?

http://www.dailysylvia.com/2013/08/19/8-hal-saat-berpacaran-dengan-pria-lebih-tua/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar