SELAMAT DATANG, SUGENG RAWUH, WILUJENG SUMPING, WELCOME

Blog ini dibuat dengan berdasar keingintahuan dan minat terhadap perkembangan IT. Bila masih banyak kekurangannya mohon dimaafkan dan bila berkenan dapat memberikan masukan guna perbaikan kedepannya. Bimbingan dari sesama blogger sangat saya nantikan... trims.

Senin, 26 Maret 2018

Sering Tanpa Gejala, Fakta-fakta Kanker Tiroid yang Perlu Kamu Tahu


Jakarta - Probosutedjo, salah satu pendiri Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia meninggal dunia pada Senin (26/3/2018) dan diketahui telah mengidap kanker tiroid sejak usia 20 tahun. Banyak orang yang bahkan tak begitu memikirkan bagian tubuh satu ini dan apa fungsinya dalam tubuh.

Tiroid berbentuk kupu-kupu dan merupakan kelenjar yang berada di lehermu. Ia memproduksi hormon tiroid yang mengatur metabolisme tubuh, denyut jantung, temperatur, mood, dan proses-proses penting lainnya pada hampir setiap sel di tubuhmu.

Sering kegiatan sehari-hari kita memengaruhi kerja tiroid dan akhirnya menyebabkan terjadinya kanker. Berikut detikHealth rangkum berbagai macam fakta mengenai penyakit 'silent killer' ini, supaya kita lebih dapat memerhatikan kesehatannya:

Kebanyakan usia pengidap kanker tiroid justru di bawah 55 tahun, dan 2 persen di antaranya bahkan terjadi pada anak-anak dan remaja. Melanie Goldfarc, dokter bedah endokrin di Santa Monica menyebutkan bahwa kanker tiroid merupakan kanker yang sering diidap wanita berusia 15 hingga 29 tahun.

"Sekitar 75 persen wanita terjangkit kasus kanker tiroid, tetapi para pakar tak yakin mengapa," imbuh Steven Sherman, ketua riset klinis di University of Texas, seperti dikutip dari Health.com. Ia menambahkan ada korelasi antara risiko kanker tiroid yang meningkat pada wanita di rentang waktu sejak puber hingga menopause.

"Tapi tidak ada hasil konklusif yang menyebutkan itu (kanker tiroid) ada hubungannya dengan hormon," jelas Dr Sherman. Beberapa studi menyebutkan estrogen adalah faktor penumbuh sel tiroid jinak maupun ganas, dan gender memiliki peran dalam prevalens munculnya bengkak dan kanker tiroid, namun dibutuhkan riset yang lebih jauh untuk mengklaim hal tersebut.

Kanker tiroid kadang juga disebut 'silent killer' karena banyak gejalanya yang tak dapat diteksi atau dikenali. Sehingga ini menyebabkan banyak orang yang tak sadar bahwa kelenjar tiroid mereka bermasalah.
"Kebanyakan pasien malah tak memiliki gejala, tapi hanya merasakan ketidaknyamanan di lehernya atau merasa ada bengkak," ungkap Kenneth D. Burman, direktur Bagian Endokrin di Washington Hospital Center. Jika kamu merasakan hal-hal tersebut segera konsultasikan dengan dokter.
Sekitar 80 persen kanker tiroid merupakan jenis karsinoma papiler, jenis yang paling mudah ditangani dan jarang fatal. Jenis papiler karsinoma sendiri memiliki beberapa subtipe, misalnya folikular papiler karsinoma yang hanya diidap 1 dalam 10 kasus kanker tiroid.

Lalu karsinoma meduler yang hanya 4 persen dari keseluruhan kasus kanker tiroid. Subtipe-subtipe ini mudah untuk dikontrol dan ditangani jika terdeteksi lebih awal sebelum ia menyebar ke bagian lain tubuh.

Karsinoma anaplastik merupakan tipe yang langka namun lebih agresif, sekitar 2 persen dari keseluruhan kasus sangat sulit untuk ditangani. Penyakit langka ini pernah diperkenalkan dalam film terkenal The Fault in Our Stars tahun 2014 lalu.

Tiroid limfoma adalah jenis kanker tiroid langka lainnya yang bermula di sel-sel sistem imun dalam tiroid dan tumbuh sangat cepat. Jenis kanker tiroid ini umumnya menyerang orang lanjut usia.
Meski penyebabnya belum diketahui, beberapa faktor risiko yang terkait dalam penyakit ini cukup dekat dengan keseharian kita. Seperti radiasi ke kepala dan leher adalah salah satu penyebabnya, seperti yang disebutkan oleh Dr Burman.

Namun, ia menambahkan, belum diketahui apakah radiasi ini secara spesifik mengarah pada X-ray medis. Tak serta-merta orang yang mendapatkan penanganan x-ray beberapa kali di daerah tersebut dapat berisiko terkena kanker tiroid.

Faktor risiko lainnya meliputi kecelakaan PLTN atau percobaan senjata, diet rendah iodin, riwayat keluarga dan genetik.
USG berperan dalam menentukan di mana dan bagaimana biopsi dapat dilakukan setelah melokalisasi nodul (bengkak) tiroid. Selain itu, positron emission tomography atau PET scan juga dapat membantu mendeteksi lokasi kanker tiroid dan penyebarannya di tubuh.

"Ultrasonography (USG) tiroid telah disarankan pada kehamilan sejak 30 tahun lalu tapi kini disarankan juga untuk segala jenis bengkak di leher," tutur David Myssiorek, dokter THT-KL di NYU Langone Medical Center.

Sementara proses PET scan dengan menginjeksi cairan radioaktif ke dalam darah yang nanti akan diserap oleh sel kanker dan membuatnya muncul dalam hasil pindaian. Biasanya pasien diminta untuk tak bergerak setelah disuntik selama 40 menit pemindaian.


Kanker tiroid memiliki banyak penanganan, mulai dari pengobatan hingga pembedahan. Biasanya pembedahan lebih sering disarankan kecuali pada pengidap kanker tiroid anaplastik.

Pembedahannya meliputi lobektomi (pengangkatan lobus) atau tiroidektomi (pengangkatan seluruh kelenjar tiroid), dan seringnya prosedur ini membawa risiko seperti kerusakan saraf tak disengaja yang berpengaruh ke pita suara. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara, serak, gangguan suara atau gangguan pernapasan.

Jika seseorang menjalani tiroidektomi, mereka harus mengonsumsi obat untuk mengganti hormon tiroid yang hilang dan mencegah adanya sisa-sisa sel kanker untuk bertumbuh kembali. Dan obat ini harus mereka konsumsi seumur hidup.
Pengobatan radioactive iodine (RAI) sering digunakan setelah tiroidektomi untuk menghancurkan jaringan tiroid yang tersisa serta sel-sel kanker yang tidak tersingkirkan setelah operasi. Biasanya RAI berbentuk pil atau cairan dan pasien harus diisolasi sekitar 3 hingga 5 hari.

Selain RAI, ada juga terapi sinar radiasi eksternal dan kemoterapi. Dr Khoi Dao, dokter bedah onkologi di Comprehensive Cancer Centers of Nevada menyebutkan kedua terapi ini tak umum dilakukan untuk mengobati kanker tiroid.
"Kemo mungkin bermanfaat bagi beberapa pengidap kanker tiroid yang tidak merespon pengobatan RAI. Terapi sinar radiasi eksternal bisa menjadi pilihan jika kamu tidak ingin dioperasi dan kankermu terus bertumbuh setelah pengobatan RAI," kata Dr Dao, dikutip dari Health.com.

Ada lagi pengobatan radiasi lainnya yang disebut 'ablasi alkohol', yaitu menyuntikkan alkohol ke sel kanker tiroid kecil yang dipandu dengan gambar ultrasound untuk memastikan lokasi penyuntikkan. Dr Dao mengatakan pengobatan ini sangat membantu untuk menangani kanker yang terjadi di area yang tak mudah diakses saat pembedahan meski tak banyak digunakan untuk mengobati kanker tiroid.
Jika seluruh tipe kanker tiroid (papiler, folikular, meduler) dapat dideteksi dini dan belum menyebar lebih dari kelenjarnya, angka survival selama 5 tahunnya sebesar 98 persen.

Yang artinya, meski terjangkit kanker tiroid, masih ada jaminan hidup 5 tahun ke depan bagi si pengidap. Jumlah harapan hidup tersebut lebih banyak dibanding kanker lainnya yang rata-rata hanya dua tahun.

Namun David Myssiorek, dokter THT-KL di NYU Langone Medical Center berkata lain. "Aku belum menemukan kanker yang 'baik'. Memang diakui kanker tiroid tak seagresif (kanker lainnya), tapi mereka yang menyebut kanker tiroid itu 'baik', belum pernah mengalaminya," tegasnya.
Dr Myssiorek menyebutkan pemeriksaan pada diri sendiri sangat disarankan dan mudah untuk dilakukan. Jika ingin mengenali adanya bengkak di lehermu, periksa dari Adam's apple atau kerap kita sebut jakun di leher yang bergerak naik dan turun saat kita menelan.

Menurut Dr Myssiorek, begini cara memeriksa adanya masalah pada tiroidmu:

"Geser turun jarimu hingga kamu merasakan adanya jakun menonjol lainnya. Taruh jarimu di kedua sisinya (kira-kira tepat di atas lekukan di pangkal leher) dan menelanlah. Jika kamu merasakan adanya gumpalan, maka itu berarti kamu mempunyai masalah. Jangan tunda-segeralah ke dokter," ujar Dr Myssiorek.


https://health.detik.com/berita-detikhealth/3936994/sering-tanpa-gejala-fakta-fakta-kanker-tiroid-yang-perlu-kamu-tahu-1/6/#news



Tidak ada komentar:

Posting Komentar