VIVAnews - Tak hanya di negara berkembang, kematian wanita saat hamil dan persalinan di negara maju juga menjadi persoalan. Di Inggris, angka kematian kasus tersebut terus meningkat akibat penundaan kehamilan dan pelayanan yang buruk di rumah sakit.
Seperti dikutip dari Telegraph, penundaan kehamilan akan meningkatkan risiko persalinan. Sementara pelayanan buruk yang dimaksud meliputi kesalahan analisis kondisi wanita hamil, dan prioritas keselamatan janin sehingga kesehatan ibu terabaikan.
Catherine Nelson-Piercy, profesor spesialis kandungan dari King's College Londok, menambahkan, peningkatan risiko wanita hamil dan melahirkan ini juga tak lepas dari faktor berat badan. Ini berkaitan dengan penundaan kehamilan karena wanita yang lebih tua cenderung menderita obesitas, darah tinggi, diabetes dan penyumbatan pembuluh darah.
Sedangkan masalah kesehatan paling jamak yang meningkatkan risiko kematian wanita hamil adalah penyakit jantung dan saraf. "Ketika terjadi penurunan angka kematian secara umum sejak tahun 1950, kematian yang berkaitan dengan kehamilan malah meningkat,” katanya dalam British Medical Journal.
Sejumlah kasus kematian wanita hamil dan melahirkan terjadi akibat faktor tak langsung. Data Centre for Maternal and Child Enquiries (CMACE) mengungkap, 261 wanita di Inggris meninggal selama periode 2006 -2008. Sebanyak 154 di antaranya akibat faktor tidak langsung, termasuk di dalamnya infeksi dan penyakit yang berhubungan dengan penundaan kehamilan.
Penambahan jumlah ahli kandungan dan pelatihan terhadap dokter umum diharapkan akan membantu wanita hamil untuk melihat masalah utama saat proses melahirkan seperti susah bernafas, sakit kepala dan sakit perut. Ini penting agar tak terjadi salah diagnosis. "Kegagalan diagnosis mengakibatkan perawatan yang tidak sesuai.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/239913-menunda-hamil-tingkatkan-risiko-kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar